Selasa, 23 September 2014

Tabel Periodik Unsur

Semoga Animasi Tabel Periodik Unsur ini bermanfaat untuk memudahkan dalam mempelajari sistem periodik unsur.

















Materi Struktur Atom Kelas XI Program IPA




STRUKTUR ATOM, SISTEM PERIODIK UNSUR DAN IKATAN KIMIA
 
 




STRUKTUR ATOM

Perkembangan Teori Atom
1.          Teori atom Dalton (1805)


 




2.          Teori atom Thomson (1903)


 






3.          Teori atom Rutherford (1911)


 






4.          Teori atom Bohr (1914)


 






5.          Teori atom Mutakhir berdasarkan Mekanika Kuantum
                           awan elektron
                              
                  inti

Teori Atom Modern
Model Atom Mekanika Kuantum / Model Atom Mutakhir,berdasarkan pendapat-pendapat :

1.          Max Planck, dalam teori kuantum :
“ gelombang elektromagnet harus dipandang sebagai gelombang dan partikel “ (partikel radiasi elektromagnet oleh Einstein disebut foton)

2.          Louis de Broglie , pada 1923 :
mengajukan hipotesis, bahwa elektron dalam atom dapat dipandang sebagai partikel dan sebagai gelombang (yang terbukti kebenarannya)
3.          C. Davidson dan L . H. Germer di AS pada 1927, membuktikan kebenaran hipotesis Louis de Broglie, bersamaan dengan           G . P . Thomson di Inggris, menemukan sifat gelombang dari elektron (elektron memberi sifat difraksi sama seperti sinar – X). Selanjutnya sifat gelombang dari elektron ini digunakan pada mikroskop elektron, mikroskop dengan daya pembesarnya sangat besar.

4.          Werner Heisenberg, (akibat adanya pendapat sifat dualitas elektron), mengajukan azas ketidak pastian yang mengatakan bahwa : “ tidak mungkin menentukan kecepatan sekaligus posisi elektron dalam ruang, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian (probabilitas) menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti “. Daerah di sekitar inti dengan kebolehjadian menemukan elektron disebut “ ORBITAL “

5.          Erwin Schrodinger , 1926, ahli fisika dari Austria, berhasil merumuskan persamaan gelombang yang menggambarkan orbital.

Setiap orbital mempunyai bentuk dan energi tertentu.
Ø  satu atau beberapa orbital dengan tingkat energi yang sama membentuk sub-kulit
Ø  satu atau lebih sub-kulit dengan tingkat energi yang mirip membentuk kulit atom

kulit                                          rumah kos
       sub – kulit                                   kamar
              sub – subkulit (orbital)                                  tempat tidur

Diperlukan tiga bilangan kuantum untuk menyatakan posisi suatu orbital, yaitu :
1.        bilangan kuantum utama (n)
2.        bilangan kuantum azimuth ( l )
3.        bilangan kuantum magnetik (ml atau m)

Kedudukan elektron dinyatakan oleh bilangan kuantum keempat yaitu bilangan kuantum spin (ms atau s)


BILANGAN KUANTUM UTAMA (n) / principal quantum number
menyatakan kulit tempat elektron berada ;                                            kulit K         (n = 1)                                                                                    kulit L         (n = 2)                                                                                    kulit M               (n = 3)                                                                                   kulit N          (n = 4)                                                                                  kulit O      (n = 5)                                                                                    kulit P         (n = 6)                                                                                      kulit Q      (n = 7)


BILANGAN KUANTUM AZIMUTH ( l ) bilangan kuantum momentum sudut
Ø  menyatakan sub – kulit (sub – tingkat energi) tempat elektron berada
Ø  menyatakan bentuk orbital
Ø  nilainya tergantung pada nilai  bilangan kuantum utama (n) , yaitu : l = 0 – (n – 1)

Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan Kuantum Azimuth  ( l )
1
0
2
0 , 1
3
0 , 1 , 2
4
0, 1 , 2 , 3
5
0, 1 , 2 , 3 , 4
6
0 , 1 , 2 , 3 , 4 , 5
7
0 , 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6

      Sub – kulit dengan harga tertentu, dinyatakan dengan lambang (huruf) :
                l = 0         , s (sharp)
                l = 1         , p (principal)
                l = 2         , d (diffuse)
                l = 3         , f (fundamental)


Untuk membedakan sub – kulit dengan bilangan kuantum azimuth sama dari masing-masing kulit perhatikan tabel berikut :

Kulit
nilai n
nilai l
Sub - kulit
Ã¥sub-kulit
K
1
0
1s
1
L
2
0 , 1
2s , 2p
2
M
3
0 , 1 , 2
3s , 3p , 3d
3
N
4
0 , 1 , 2 , 3
4s , 4p , 4d , 4f
4

\Ã¥ sub – kulit = nomor bil. kuantum utama



BILANGAN KUANTUM MAGNETIK (ml atau m) / bilangan  kuantum orientasi orbital / magnetic quantum number
Ø  menyatakan orbital khusus yang ditempati elektron pada sub – kulit
Ø  menyatakan orientasi khusus dari orbital itu dalam ruang relatif terhadap inti
Ø  menggambarkan jumlah orbital
Ø  nilainya bergantung pada nilai bilangan kuantum azimuth     ( l ) ; m = - l  s.d.   + l


Jumlah orbital :

  l       sub – kulit             m                       jumlah orbital


 
  0           s                                      0                               1



 
  1           p                   -1     0     +1                 3



 
  2          d                            -2     -1     0   +1   +2                5



 
  3           f       -3   -2    -1      0     +1    +2   +3       7






BILANGAN KUANTUM SPIN  (s)  / gasing
      Uhlenbeck dan Gouldsmit (1925) mengemukakan bahwa elektron memiliki momen magnetik sehingga elektron berputar pada sumbunya pada waktu mengelilingi inti .
Ø  menggambarkan arah perputaran elektron  dalam satu orbital
                s = +1/2 dilukiskan : ­ , searah jarum jam
                s = -1/2 dilukiskan : ¯ , berlawanan arah jarum jam

satu orbital berisi 2 buah elektron : ­¯

Bentuk dan Orientasi Orbital-orbital

bentuk orbital tergantung pada bilangan kuantum azimuth ( l ) atau jenis sub – kulit

1.          bentuk dan orientasi orbital s
berbentuk simetris bola

2.          bentuk dan orientasi orbital p
berbentuk balon terpilin

3.          bentuk dan orientasi orbital d
berbentuk roset


KONFIGURASI ELEKTRON
Konfigurasi elektron : menggambarkan penyebaran / susunan elektron dalam atom

1.          metode tabel :
20Ca = 2)        8)             8)             2)

2.          metode eksponen :
20Ca = 1s2  2s2  2p6  3s2  3p6  4s2

3. metode diagram orbital :


 
  20Ca =   ­¯       ­¯    ­¯  ­¯  ­¯     ­¯     ­¯  ­¯   ­¯     ­¯

                1s         2s           2p                3s               3p            4s

atau dituliskan dengan cara seperti berikut :

Ø  ­¯     ­¯     ­¯ ­¯ ­¯     ­¯     ­¯ ­¯ ­¯    ­¯



 
Ø   ­¯      ­¯     ­¯   ­¯   ­¯     ­¯    ­¯  ­¯  ­¯     ­¯

Penulisan konfigurasi elektron memenuhi aturan-aturan berikut :

1.          Prinsip AUFBAU (bahasa Jerman = meningkat)

elektron-elektron dalam suatu atom berusaha untuk menempati sub-kulit – sub-kulit yang berenergi rendah, jika sub-kulit yang berenergi lebih rendah sudah penuh, barulah elektron mengisi sub-kulit yang energinya lebih tinggi

      1s

                2s            2p

                3s            3p            3d

                4s            4p            4d            4f

                5s            5p            5d            5f

                6s            6p            6d

                7s            7p

s s           ps            ps            dps          dps           fdps       fdps - dihapalin -


2.          Aturan HUND / Prinsip Penggandaan Maksiumum (oleh Friedrich Hund 1894 – 1968 pada tahun 1930) :
aturan ini merupakan aturan kelipatan maksimum, dan yang didasarkan atas data spektroskopi, mengatakan bahwa :
A.           pada pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama (misalnya: untuk ketiga orbital p atau kelima orbital d) sebanyak mungkin elektron berada dalam keadaan tidak berpasangan
B.           jika dua elektron terdapat dalam dua orbital yang berbeda , maka energi terendah dicapai jika spinnya sejajar
contoh :


 
p2 ditulis :   ­     ­



 
p4 ditulis :   ­¯   ­     ­



 
d5 ditulis :    ­      ­    ­    ­    ­



 
d8 ditulis :   ­¯  ­¯  ­¯  ­      ­



3.          Azas Larangan Pauli / Prinsip Eksklusi Pauli / Pauli Exclusion Principle (Pauli ; 1925)
Wolfgang Pauli lahir di Vienna, memperoleh Ph. D di Univ. Munich tahun 1921, menerima hadiah Nobel dalam bidang Fisika 1945 mengemukakan bahwa : dalam suatu sistem, baik atom atau molekul, tidak terdapat dua elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. hal ini berarti bahwa tiap orbital hanya dapat ditempati maksimal oleh dua elektron 


dua elektron dalam satu orbital mempunyai tiga bilangan kuantum sama yaitu bilangan kuantum utama, azimuth dan magnetik


Susunan Penuh dan Setengah Penuh

Konfigurasi elektron unsur-unsur gas mulia, unsur-unsur yang paling stabil,stabilitas disebabkan oleh :
1.        sub-kulit terisi penuh (He dan Ne)
2.        sub-kulit terisi setengah-penuh


Perhatikan konfigurasi elektron unsur yang berakhir dengan d4 atau d9
Konfigurasi elektron unsur dengan no. atom 24 & 29 menurut aturan AUFBAU :


 
24Cr : 1s2  2s2  2p6  3s2  3p6    ­¯      ­    ­    ­    ­
                                              4s                 3d
                                               
29Cu : 1s2  2s2  2p6  3s2  3p6   ­¯       ­¯  ­¯  ­¯   ­¯  ­
                                              4s                   3d
Konfigurasi yang sesuai dengan sifat Cr dan Cu


 
24Cr : 1s2  2s2  2p6  3s2  3p6     ­        ­    ­   ­    ­    ­
                                             4s                               3d


 
29Cu : 1s2  2s2  2p6  3s2  3p6    ­       ­¯   ­¯  ­¯  ­¯  ­¯

                                             4s                               3d
konfigurasi di atas hanya pada golongan transisi



Latihan Soal :

1.          Tuliskan konfigurasi elektron :
a. 9F                                                                                             b. 22Ti                                                                                      c. 8O2-                                                                                       d. 17Cl-                                                                                          e. 20Ca2+                                                                                            f. 37Rb+

2.          Berapa nomor atom unsur berikut ?
a. A                = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
b. B                                = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8
c. C2-              = 1s2 2s2 2p6
d. D-               = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
e. E3+             = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2
f. F2+               = 1s2 2s2 2p6

3.          Tentukan bilangan kuantum n dan l untuk elektron yang terdapat pada sub-kulit :
a. 2s                                                                                            b. 4p                                                                                         c. 5f                                                                                                            d. 3d                                                                                                          e. 2p

4.          Tentukan harga keempat bilangan kuantum n , l , m dan s untuk elektron terakhir dari :
a. 14Si                                                                                            b. 27Co                                                                                    c. 20Ca+                                                                                    d. 16S2-

5.          Berapa nomor atom unsur berikut yang mempunyai harga keempat bilangan kuantum dari elektron terakhir sebagai   berikut :
a.          atom x dengan n = 2 , l = 1 , m = 0 dan s = -1/2
b.          atom y dengan n = 4 , l = 0 , m = 0 dan s = +1/2
c.           atom z dengan n = 3 , l = 2 , m = +2 dan s = +1/2




SISTEM PERIODIK UNSUR

Penggolongan U . N . S . U . R


 


                            Golongan UTAMA / Gol. A



                            Golongan TRANSISI / Gol. B

 

  Golongan UTAMA / Golongan A

 Blok s terdiri dari :
               
 a. golongan IA                      ns1          
 b. golongan IIA                       ns2



 Blok p terdiri dari :
 a. golongan IIIA                  ns2 np1
                               
 b.  golongan IVA                   ns2 np2

  c.  golongan VA                    ns2 np3
      
  d.  golongan VIA                   ns2 np4

   e. golongan VIIA                  ns2 np5

   f. golongan VIIIA                 ns2 np6



 

  Golongan TRANSISI / Golongan B


           golongan IIIB               ns2 (n – 1)d1

                             golongan IVB                ns2 (n – 1)d2

                             golongan VB                  ns2 (n – 1)d3

                             golongan VIB                ns2 (n – 1)d4
     blok d
                             golongan VIIB             ns2 (n – 1)d5

                            golongan VIIIB             ns2 (n – 1)d6
                                                                  ns2 (n – 1)d7
                                                                  ns2 (n – 1)d8

                            golongan IB                 ns1 (n – 1)d10

                            golongan IIB                 ns2 (n – 1)d10



                            golongan LANTANIDA ( 4f )

      blok f 
                            golongan AKTINIDA (5f)



Latihan Soal :

1.          Tentukan golongan dan periode dari unsur-unsur berikut :
a. 14Si                             f. 2He
b. 22Ti                             g. 27Co
c. 19K                               h. 28Ni
d. 35Br                               i. 29Cu
e. 58Ce                              j. 30Zn

2.          Tentukan golongan dan periode untuk ion dan atom netral yang mempunyai konfigurasi elektron berikut :
a.          P2-        : 1s2 2s2 2p6
b.          Q3+       : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2
c.           R          : 1s2 2s2 2p5 3s1
d.          S          : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 4p3



IKATAN KIMIA

Ikatan Hidrogen 

Ikatan antar molekul dari senyawa kovalen yang  sangat polar


Ada 3 senyawa yang mempunyai ikatan hidrogen, yaitu :
HF , H2O dan NH3

1.          Pembentukan Ikatan Hidrogen
molekul H – F                                     ikatan hidrogen


 
                d+     d-                    d+     d-                    d+     d-
                H    F      ………      H    F      ………      H    F













 


        d+     d-                  d+    d-                       d+    d-
                        H    F    ………        H    F       ……..         H    F

terdapat juga pada :                R – OH (C kecil)
                                R – NH2

2.         Pengaruh ikatan hidrogen pada titik didih
Titik didih suatu zat dipengaruhi oleh :
A.           Mr
B.           Ikatan antar molekul
        Adanya ikatan hidrogen, menyebabkan titik didih lebih besar

Bandingkan titik didih:
1.          HF , HCl , HBr , HI
2.          H2O , H2S , H2Se , H2Te


Ikatan Van der Waals

Ikatan (yang sangat lemah) yang terjadi pada molekul-molekul   non-polar , karena adanya gaya tarik menarik yang lemah

Mekanismenya :

1.        Adanya gaya tarik menarik antar molekul yang mempunyai perbedaan kelektronegatifan (adanya dipol) walaupun kecil
contoh :
CH4 , perbedaan keelektronegatifan C – H = 0,4

        d-     d+            d-     d+                d-    d+
     – C    H  ………  C    H     ………  C    H


   ikatan  kovalen                  ikatan    Van der Waals
   ikatan seperti ini, terjadi pada senyawa hidrokarbon

   Ø  Mr makin besar, maka ikatannya makin kuat
   Ø  senyawa-senyawa yang mempunyai ikatan Van der  Waals akan mempunyai td yang sangat kecil,  sehingga mudah menguap pada suhu kamar


2.         Ikatan yang terjadi antar molekul dari senyawa yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan (dipol) dengan molekul lain yang tidak ada perbedaan keelektronegatifan tetapi mempunyai pasangan elektron bebas
contoh :
ikatan antara H2O dengan O2


 
                   d+     d-          ……………
                               
                      dipol                             awan elektron

menjadi :







 
                      d+     d-         ……………        d+     d-


 
                      dipol                                       dipol sesaat

                                ikatan Van  der Waals


3.        Ikatan yang terjadi antar molekul dari senyawa dengan perbedaan keelektronegatifan nol (tidak punya dipol), terjadi pada molekul-molekul diatomik
Ditemukan oleh Fritz London (1932) = gaya London / gaya dispersi







 
                                         ……………

                awan elektron                          awan elektron







 
                  d+     d-                  ………..         d+       d-
                                               
dipol sesaat                                      dipol sesaat

                                                                                                       ikatan Van der Waals
“ makin banyak elektron, ikatan makin kuat “


Tabel : Titik didih molekul diatomik
RUMUS
JUMLAH ELEKTRON
td (oC)
H2
2
-253
N2
14
-196
O2
16
-183
Cl2
34
-35

Bagaimana td : F2 , Cl2 , Br2 , I2 , At2 , bagaimana pula wujudnya ?

Beberapa Catatan :

Ikatan hidrogen juga terdapat dalam struktur protein , karbohidrat dan asam nukleat.


KEMIRIPAN SIFAT UNSUR
      Kemiripan sifat dalam satu golongan disebabkan adanya struktur elektron yang sama dalam kulit terluar (elektron valensi). Perbedaan sifat dalam golongan disebabkan perbedaan dalam ukuran atomnya.
    
       Kemiripan sifat unsur dapat dikelompokkan dalam kemiripan vertikal , kemiripan horizontal dan kemiripan diagonal.

A.       Kemiripan Vertikal
dalam satu golongan unsur-unsur mempunyai sifat yang mirip, karena mempunyai elektron valensi yang sama banyak

B.       Kemiripan horisontal
ada unsur-unsur dalam satu periode yang sifatnya mirip, misal : unsur transisi, teristimewa
triade besi : Fe , Co , Ni
triade platina ringan : Ru , Rh , Pd
triade platina berat : Os , Ir , Pt
Hal ini dapat dijelaskan  dengan jari-jari atom yang hampir sama besarnya

C.       Kemiripan Diagonal
Terbatas pada bagian atas sebelah kiri Sistem Periodik Unsur
misal :
Li dan Mg
Kedua unsur ini mempunyai kelektronegatifan , jari-jari atom dan jari-jari ion yang mirip. Oleh karena itu kedua unsur ini memiliki sifat yang mirip
(i). Litium dan magnesium dapat membentuk nitrida jika terbakar dalam nitrogen. Nitrida ini dapat bereaksi dengan air menghasilkan amonia                                                                  6Li(s) + N2(g) ® 2Li3N(s)                                                                3Mg(s) + N2(g) ®  Mg3N2(s)                                                           Li3N(s) + 3H2O(l) ®  3LIOH(aq) + NH3(g)                                      Mg3N2(s) + 6H2O(l) ® 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)

(ii). Banyak garam litium dan magnesium tidak melarut dalam air. Dalam hal ini sifat litium berbeda dari unsur alkali lainnya. Litium klorida dan magnesium klorida dapat melarut dalam pelarut organik yang menunjukkan bahwa kedua garam ini cenderung bersifat kovalen.

Kemiripan diagonal juga dimiliki oleh berillium dan aluminium serta boron dan silikon. Jadi ada tiga macam kemiripan diagonal.

Li mempunyai sifat yang mirip dengan Mg
Be mempunyai sifat yang mirip dengan Al
B mempunyai sifat yang mirip dengan Si

Bilangan oksidasi unsur-unsur ini sesuai dengan golongannya, tetapi sifat asam-basanya, dan sifat fisiknya menunjukkan kemiripan sifat secara diagonal

Li                     Be                            B                              C









 


Na                    Mg                           Al                             Si


SIFAT UNSUR PERTAMA SETIAP GOLONGAN
       Unsur pertama setiap golongan dalam blok s dan p memiliki sejumlah sifat fisika dan sifat kimia yang sering berbeda dari unsur lain dalam golongannya. Sifat yang berbeda ini terutama disebabkan oleh ukuran atom yang lebih kecil, energi ionisasi besar, keelektronegatifan besar, sehingga pada umumnya senyawanya lebih kovalen. Dalam golongan nitrogen dan halogen unsur pertama masing-masing nitrogen dan oksigen pada suasana normal berupa gas diatomik. Unsur lainnya berupa padatan dan dapat berbentuk alotrop.

Sebagai ikhtisar :
a.        kemiripan sifat disebabkan konfigurasi elektron terluar yang sama
b.        adanya gradasi sifat dari atas ke bawah dalam satu golongan, karena perubahan dalam harga keelektronegatifan
c.        anggota pertama dari setiap golongan biasanya menunjukkan sifat anomali, karena mempunyai kelektronegatifan besar dan jari-jari kecil.

Beberapa Catatan tentang Konfigurasi Elektron

A.       Dua cara menuliskan urutan sub-kulit
Ada dua cara menuliskan konfigurasi elektron skandium (Z = 21), yaitu :
1.        1s2 2s2 2p6 3s2 4s2 3d1
2.        1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2
Kedua cara tersebut sama dan sesuai dengan asas Aufbau. Menurut cara (1), sub-kulit – sub-kulit ditulis sesuai dengan urutan tingkat energinya. Pada cara (2) , sub-kulit – sub-kulit dari kulit yang sama dikumpulkan, kemudian diikuti sub-kulit dari kulit berikutnya.

B.       Menyingkat penulisan konfigurasi elektron dengan menggunkan konfigurasi elektron gas mulia terdahulu
Bandingkan konfigurasi elektron Ne dengan Na
Ne (Z = 10)       : 1s2 2s2 2p6
Na (Z = 11)       : 1s2 2s2 2p6 3s1

Konfigurasi elektron Na sama dengan konfigurasi elektron Ne ditambah dengan 3s1. Oleh karena itu, konfigurasi elektron Na dapat ditulis sebagai berikut :
Na (Z = 11)       : (Ne) 3s1

C.       Konfigurasi elektron ion

Ion tunggal yang bermuatan +x terbentuk dari atom netralnya dengan melepas x elektron. Elektron yang dilepas adalah elektron dari kulit terluar.
Al (Z = 13)        : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
Al3+                  : 1s2 2s2 2p6

Sc (Z = 21)       : (Ar) 3d1 4s2
Sc3+                 : (Ne) 2s2 2p6

Fe (Z = 26)       : (Ar) 3d6 4s2
Fe2+                 : (Ar) 3d6
Fe3+                                 : (Ar) 3d5

Ion tunggal yang bermuatan –x terbentuk dari atom netralnya dengan menyerap x elektron. Elektron yang diserap itu mengisi dari sub-kulit terluar yang belum penuh.
Cl (Z = 17)        : (Ne) 3s2 3p5
Cl-                    : (Ne) 3s2 3p6

S (Z = 16)         : (Ne) 3s2 3p4
S2-                    : (Ne) 3s2 3p6

Bentuk dan orientasi orbital f





















Penggolongan unsur:

Nama Golongan
Konfigurasi Elektron terluar
Lambang Golongan menurut


CASG
IUPAC 1985
Alkali
ns1
IA
1
Alkali Tanah
ns2
IIA
2
Transisi
(n – 1)d1 ns2
IIIB
3
Transisi
(n – 1)d2 ns2
IVB
4
Transisi
(n – 1)d3 ns2
VB
5
Transisi
(n – 1)d5 ns1
VIB
6
Transisi
(n – 1)d5 ns2
VIIB
7
Transisi
(n – 1)d6 ns2
VIIIB
8
Transisi
(n – 1)d7 ns2
VIIIB
9
Transisi
(n – 1)d8 ns2
VIIIB
10
Transisi
(n – 1)d10 ns1
IB
11
Transisi
(n – 1)d10 ns2
IIB
12
Boron
ns2 np1
IIIA
13
Karbon
ns2 np2
IVA
14
Nitrogen
ns2 np3
VA
15
Oksigen
ns2 np4
VIA
16
Halogen
ns2 np5
VIIA
17
Gas Mulia
ns2 np6
VIIIA
18


Golongan Unsur berdasarkan Blok :

Unsur-unsur blok s   ns 1 , 2
                Unsur-unsur blok p   ns2 np 1 – 6
                Unsur-unsur blok d   (n – 1) d1 – 10
                Unsur-unsur blok f    (n – 2) f 1 – 14 (n – 1) d1 ns2


      blok s

                                                                                blok p

                                                                                2p
                                             blok d
                                                                                3p

                                                3d                            4p

                                                4d                            5p

                                                5d                            6p




                                                blok f

                                                4f

                                                5f














Keelektronegatifan sifat ASAM – BASA


      Karena jari-jari atom dan keelektronegatifan, maka kekuatan dan perubahan kekuatan asam dan basa dari unsur-unsur dalam golongan yang sama dapat diharapkan menunjukkan perubahan yang periodik pula.

      Unsur-unsur yang terletak pada golongan yang sama jari-jari ionnya makin ke bawah makin bertambah besar sedangkan keelektronegatifan makin berkurang. Kedua perubahan ini menyebabkan ikatan unsur-unsur golongan VIA dan VIIA dengan unsur hidrogen makin ke bawah makin lemah, sehingga sifat asamnya makin ke bawah semakin kuat.
Contoh : HF < HCl < HBr < HI

Untuk asam-asam yang beroksigen (asam-asam oksi) dengan rumus HXO, kekuatan asamnya semakin bertambah jika keelektronegatifan   X – nya bertambah
Contoh : HClO > HBrO > HIO

Untuk asam-asam dengan jumlah oksigennya lebih dari satu, kekuatan asamnya semakin bertambah jika jumlah atom oksigennya bertambah banyak.
Contoh : HClO4 > HClO3 > HClO2 > HclO


Sifat logam dan bukan logam

      Sifat logam dan bukan logam didasarkan mudah sukarnya atom unsur melepaskan/mengikat elektron
#  unsur cenderung melepaskan elektron , maka LOGAM
#  unsur cenderung menangkap elektron , maka NON LOGAM

dari kiri ke kanan :
sifat logam makin berkurang , semakin non logam

LOGAM  -  METALOID  - NON LOGAM

dari atas ke bawah :
sifat logam makin bertambah