AROMATIS
Jumat, 10 Juli 2020
Rabu, 08 Juli 2020
Selasa, 23 September 2014
Tabel Periodik Unsur
Semoga Animasi Tabel Periodik Unsur ini bermanfaat untuk memudahkan dalam mempelajari sistem periodik unsur.
Materi Struktur Atom Kelas XI Program IPA
|
STRUKTUR ATOM
Perkembangan Teori
Atom
1.
Teori atom
Dalton (1805)
![]() |
2.
Teori atom
Thomson (1903)
![]() |
3.
Teori atom
Rutherford (1911)
![]() |
4.
Teori atom
Bohr (1914)
![]() |
5.
Teori atom
Mutakhir berdasarkan Mekanika Kuantum


inti
Teori Atom Modern
Model Atom Mekanika Kuantum /
Model Atom Mutakhir,berdasarkan pendapat-pendapat :
1.
Max Planck,
dalam teori kuantum :
“
gelombang elektromagnet harus dipandang sebagai gelombang dan partikel “ (partikel
radiasi elektromagnet oleh Einstein disebut foton)
2.
Louis de
Broglie , pada 1923 :
mengajukan
hipotesis, bahwa elektron dalam atom dapat dipandang sebagai partikel dan
sebagai gelombang (yang terbukti kebenarannya)
3.
C. Davidson
dan L . H. Germer di AS pada
1927, membuktikan kebenaran hipotesis Louis de Broglie, bersamaan dengan G . P . Thomson di Inggris, menemukan
sifat gelombang dari elektron (elektron memberi sifat difraksi sama
seperti sinar – X). Selanjutnya sifat gelombang dari elektron ini digunakan
pada mikroskop elektron, mikroskop dengan daya pembesarnya sangat besar.
4.
Werner
Heisenberg, (akibat adanya pendapat sifat
dualitas elektron), mengajukan azas ketidak pastian yang mengatakan bahwa : “
tidak mungkin menentukan kecepatan sekaligus posisi elektron dalam ruang, yang
dapat ditentukan adalah kebolehjadian (probabilitas)
menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti “. Daerah di sekitar inti
dengan kebolehjadian menemukan elektron disebut “ ORBITAL “
5.
Erwin
Schrodinger , 1926, ahli fisika dari
Austria, berhasil merumuskan persamaan gelombang yang menggambarkan orbital.
Setiap orbital mempunyai bentuk
dan energi tertentu.
Ø satu
atau beberapa orbital dengan
tingkat energi yang sama membentuk sub-kulit
Ø satu
atau lebih sub-kulit dengan
tingkat energi yang mirip membentuk kulit atom
kulit rumah
kos
sub – kulit
kamar
sub – subkulit (orbital) tempat tidur
Diperlukan tiga bilangan
kuantum untuk menyatakan posisi suatu orbital, yaitu :
1.
bilangan
kuantum utama (n)
2.
bilangan
kuantum azimuth ( l )
3.
bilangan
kuantum magnetik (ml atau m)
Kedudukan elektron dinyatakan
oleh bilangan kuantum keempat yaitu bilangan kuantum spin (ms atau s)
BILANGAN KUANTUM UTAMA (n) / principal
quantum number
menyatakan kulit tempat elektron
berada ;
kulit K (n = 1)
kulit L (n = 2)
kulit M
(n = 3)
kulit N (n = 4)
kulit O (n = 5) kulit
P (n = 6)
kulit Q (n = 7)
BILANGAN KUANTUM AZIMUTH ( l )
bilangan kuantum momentum sudut
Ø menyatakan
sub – kulit (sub – tingkat energi) tempat elektron berada
Ø menyatakan
bentuk orbital
Ø nilainya
tergantung pada nilai bilangan kuantum
utama (n) , yaitu : l = 0 – (n – 1)
Bilangan
Kuantum Utama (n)
|
Bilangan
Kuantum Azimuth ( l )
|
1
|
0
|
2
|
0 , 1
|
3
|
0 , 1 , 2
|
4
|
0, 1 , 2 , 3
|
5
|
0, 1 , 2 , 3 , 4
|
6
|
0 , 1 , 2 , 3 , 4 , 5
|
7
|
0 , 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6
|
Sub – kulit dengan harga tertentu,
dinyatakan dengan lambang (huruf) :
l = 0 ,
s (sharp)
l = 1 ,
p (principal)
l = 2 ,
d (diffuse)
l = 3 ,
f (fundamental)
Untuk membedakan sub – kulit dengan bilangan kuantum azimuth sama dari
masing-masing kulit perhatikan tabel berikut :
Kulit
|
nilai n
|
nilai l
|
Sub -
kulit
|
Ã¥sub-kulit
|
K
|
1
|
0
|
1s
|
1
|
L
|
2
|
0
, 1
|
2s
, 2p
|
2
|
M
|
3
|
0
, 1 , 2
|
3s
, 3p , 3d
|
3
|
N
|
4
|
0
, 1 , 2 , 3
|
4s
, 4p , 4d , 4f
|
4
|
\Ã¥
sub – kulit = nomor bil. kuantum utama
BILANGAN KUANTUM MAGNETIK (ml atau m)
/ bilangan kuantum orientasi orbital /
magnetic quantum number
Ø menyatakan
orbital khusus yang ditempati elektron pada sub – kulit
Ø menyatakan
orientasi khusus dari orbital itu dalam ruang relatif terhadap inti
Ø menggambarkan
jumlah orbital
Ø nilainya
bergantung pada nilai bilangan kuantum azimuth ( l ) ; m = - l s.d.
+ l
Jumlah
orbital :
l
sub – kulit m jumlah orbital
![]() |
0
s 0 1
![]() |
1
p -1 0
+1 3
![]() |
2
d -2 -1
0 +1 +2 5
![]() |
3
f -3 -2
-1 0 +1
+2 +3 7
BILANGAN KUANTUM SPIN (s) /
gasing
Uhlenbeck dan Gouldsmit (1925)
mengemukakan bahwa elektron memiliki momen magnetik sehingga elektron berputar
pada sumbunya pada waktu mengelilingi inti .
Ø menggambarkan
arah perputaran elektron dalam satu
orbital
s = +1/2 dilukiskan : , searah jarum jam
s = -1/2 dilukiskan : ¯ , berlawanan arah jarum jam
satu orbital berisi 2 buah
elektron : ¯
Bentuk dan Orientasi Orbital-orbital
bentuk orbital tergantung pada
bilangan kuantum azimuth ( l ) atau jenis sub – kulit
1.
bentuk dan
orientasi orbital s
berbentuk
simetris bola
2.
bentuk dan
orientasi orbital p
berbentuk
balon terpilin
3.
bentuk dan
orientasi orbital d
berbentuk
roset
KONFIGURASI ELEKTRON
Konfigurasi elektron
: menggambarkan penyebaran / susunan elektron dalam atom
1.
metode tabel
:
20Ca
= 2) 8) 8) 2)
2.
metode
eksponen :
20Ca
= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3. metode diagram orbital :
![]() |
20Ca = ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯
1s 2s 2p 3s 3p 4s
atau dituliskan dengan cara
seperti berikut :
Ø ¯ ¯ ¯
¯
¯ ¯ ¯
¯
¯ ¯
![]() |
Ø ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯
Penulisan
konfigurasi elektron memenuhi aturan-aturan berikut :
1.
Prinsip
AUFBAU (bahasa Jerman = meningkat)
elektron-elektron
dalam suatu atom berusaha untuk menempati sub-kulit – sub-kulit yang berenergi
rendah, jika sub-kulit yang berenergi lebih rendah sudah penuh, barulah
elektron mengisi sub-kulit yang energinya lebih tinggi
1s
2s 2p
3s 3p 3d
4s 4p 4d 4f
5s 5p 5d 5f
6s 6p 6d
7s 7p
s s ps ps dps dps fdps fdps
- dihapalin -
2.
Aturan HUND
/ Prinsip Penggandaan Maksiumum (oleh Friedrich Hund 1894 – 1968 pada tahun
1930) :
aturan
ini merupakan aturan kelipatan maksimum, dan yang didasarkan atas data
spektroskopi, mengatakan bahwa :
A.
pada
pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama
(misalnya: untuk ketiga orbital p atau kelima orbital d) sebanyak mungkin
elektron berada dalam keadaan tidak berpasangan
B.
jika dua
elektron terdapat dalam dua orbital yang berbeda , maka energi terendah dicapai
jika spinnya sejajar
contoh
:
![]() |
p2
ditulis :
![]() |
p4
ditulis : ¯
![]() |
d5
ditulis :
![]() |
d8
ditulis : ¯ ¯ ¯
3.
Azas
Larangan Pauli / Prinsip
Eksklusi Pauli / Pauli Exclusion Principle (Pauli ; 1925)
Wolfgang
Pauli lahir di Vienna, memperoleh Ph. D di Univ. Munich tahun 1921, menerima
hadiah Nobel dalam bidang Fisika 1945 mengemukakan bahwa : dalam suatu sistem,
baik atom atau molekul, tidak terdapat dua elektron yang mempunyai keempat
bilangan kuantum yang sama. hal ini berarti bahwa tiap orbital hanya dapat
ditempati maksimal oleh dua elektron
dua elektron dalam satu orbital mempunyai tiga bilangan kuantum sama
yaitu bilangan kuantum utama, azimuth dan magnetik
Susunan Penuh dan Setengah Penuh
Konfigurasi elektron
unsur-unsur gas mulia, unsur-unsur yang paling stabil,stabilitas disebabkan
oleh :
1.
sub-kulit
terisi penuh (He dan Ne)
2.
sub-kulit
terisi setengah-penuh
Perhatikan konfigurasi elektron
unsur yang berakhir dengan d4 atau d9
Konfigurasi elektron unsur dengan no. atom 24 & 29 menurut aturan AUFBAU :
![]() |
24Cr
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 ¯
4s 3d

29Cu
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 ¯ ¯ ¯ ¯ ¯
4s 3d
Konfigurasi yang sesuai dengan
sifat Cr dan Cu
![]() |
24Cr
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
4s 3d
![]() |
29Cu
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 ¯ ¯ ¯ ¯ ¯
4s 3d
konfigurasi
di atas hanya pada golongan transisi
Latihan Soal :
1.
Tuliskan
konfigurasi elektron :
a.
9F
b. 22Ti c.
8O2-
d. 17Cl-
e. 20Ca2+ f.
37Rb+
2.
Berapa nomor
atom unsur berikut ?
a.
A = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p4
b.
B = 1s2
2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8
c.
C2- = 1s2
2s2 2p6
d.
D- = 1s2
2s2 2p6 3s2 3p4
e.
E3+ = 1s2
2s2 2p6 3s2 3p2
f.
F2+ = 1s2
2s2 2p6
3.
Tentukan
bilangan kuantum n dan l untuk elektron yang terdapat pada sub-kulit :
a.
2s
b. 4p
c. 5f d.
3d e.
2p
4.
Tentukan
harga keempat bilangan kuantum n , l , m dan s untuk elektron terakhir dari :
a.
14Si
b. 27Co
c. 20Ca+
d. 16S2-
5.
Berapa nomor
atom unsur berikut yang mempunyai harga keempat bilangan kuantum dari elektron
terakhir sebagai berikut :
a.
atom x
dengan n = 2 , l = 1 , m = 0 dan s = -1/2
b.
atom y
dengan n = 4 , l = 0 , m = 0 dan s = +1/2
c.
atom z
dengan n = 3 , l = 2 , m = +2 dan s = +1/2
SISTEM PERIODIK UNSUR
Penggolongan U . N . S . U . R
![]() |
Golongan UTAMA / Gol. A
Golongan TRANSISI / Gol. B

Golongan UTAMA / Golongan A
Blok s terdiri dari :
a. golongan IA ns1
b. golongan IIA ns2
Blok p terdiri dari :
a. golongan IIIA ns2 np1
b. golongan IVA ns2 np2
c. golongan VA ns2 np3
d. golongan VIA ns2 np4
e. golongan VIIA ns2 np5
f. golongan VIIIA ns2 np6
![]() |
Golongan TRANSISI / Golongan B
golongan
IIIB ns2 (n – 1)d1
golongan IVB ns2
(n – 1)d2
golongan VB ns2
(n – 1)d3
golongan VIB ns2
(n – 1)d4
blok
d
golongan VIIB ns2
(n – 1)d5
golongan VIIIB ns2
(n – 1)d6
ns2
(n – 1)d7
ns2
(n – 1)d8
golongan IB ns1
(n – 1)d10
golongan IIB ns2
(n – 1)d10
golongan
LANTANIDA ( 4f )
blok f
golongan AKTINIDA (5f)
Latihan Soal :
1.
Tentukan
golongan dan periode dari unsur-unsur berikut :
a.
14Si f.
2He
b.
22Ti g.
27Co
c.
19K h. 28Ni
d.
35Br
i. 29Cu
e.
58Ce j. 30Zn
2.
Tentukan
golongan dan periode untuk ion dan atom netral yang mempunyai konfigurasi
elektron berikut :
a.
P2-
: 1s2 2s2 2p6
b.
Q3+
: 1s2 2s2 2p6
3s2 3p2
c.
R : 1s2 2s2 2p5
3s1
d.
S : 1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s1 3d10 4p3
IKATAN KIMIA
Ikatan Hidrogen
Ikatan antar molekul dari senyawa kovalen yang sangat polar
Ada 3 senyawa yang mempunyai ikatan
hidrogen, yaitu :
HF
, H2O dan NH3
1.
Pembentukan
Ikatan Hidrogen
molekul
H – F ikatan hidrogen
![]() |
d+ d- d+ d- d+ d-
H – F ……… H
– F ……… H – F
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
||||
d+ d-
d+ d- d+ d-
H –
F ……… H
– F …….. H
– F
terdapat juga pada : R – OH (C kecil)
R – NH2
2.
Pengaruh
ikatan hidrogen pada titik didih
Titik
didih suatu zat dipengaruhi oleh :
A.
Mr
B.
Ikatan antar
molekul
Adanya ikatan hidrogen, menyebabkan
titik didih lebih besar
Bandingkan titik didih:
1.
HF , HCl ,
HBr , HI
2.
H2O
, H2S , H2Se , H2Te
Ikatan Van der Waals
Ikatan (yang sangat lemah) yang
terjadi pada molekul-molekul non-polar
, karena adanya gaya tarik menarik yang lemah
Mekanismenya :
1. Adanya gaya
tarik menarik antar molekul yang mempunyai perbedaan kelektronegatifan (adanya
dipol) walaupun kecil
contoh
:
CH4
, perbedaan keelektronegatifan C – H = 0,4
d- d+ d- d+
d- d+


ikatan
kovalen ikatan Van der Waals
ikatan
seperti ini, terjadi pada senyawa hidrokarbon
Ø Mr
makin besar, maka ikatannya makin kuat
Ø senyawa-senyawa
yang mempunyai ikatan Van der Waals akan
mempunyai td yang sangat kecil, sehingga
mudah menguap pada suhu kamar
2. Ikatan yang
terjadi antar molekul dari senyawa yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan
(dipol) dengan molekul lain yang tidak ada perbedaan keelektronegatifan tetapi
mempunyai pasangan elektron bebas
contoh
:

![]() |
d+ d-
……………
dipol awan elektron
menjadi :
![]() |
|||
![]() |
d+ d- …………… d+ d-
![]() |
dipol dipol
sesaat
ikatan Van der Waals
3. Ikatan yang
terjadi antar molekul dari senyawa dengan perbedaan keelektronegatifan nol
(tidak punya dipol), terjadi pada molekul-molekul diatomik
Ditemukan
oleh Fritz
London (1932) = gaya London / gaya dispersi
![]() |
![]() |

awan elektron awan
elektron
![]() |
![]() |

dipol
sesaat
dipol sesaat
ikatan Van der Waals
“
makin banyak elektron, ikatan makin kuat “
Tabel : Titik didih molekul
diatomik
RUMUS
|
JUMLAH
ELEKTRON
|
td (oC)
|
H2
|
2
|
-253
|
N2
|
14
|
-196
|
O2
|
16
|
-183
|
Cl2
|
34
|
-35
|
Bagaimana td : F2 ,
Cl2 , Br2 , I2 , At2 , bagaimana
pula wujudnya ?
Beberapa Catatan :
Ikatan hidrogen juga terdapat
dalam struktur protein , karbohidrat dan asam nukleat.
KEMIRIPAN SIFAT UNSUR
Kemiripan sifat dalam satu golongan
disebabkan adanya struktur elektron yang sama dalam kulit terluar (elektron
valensi). Perbedaan sifat dalam golongan disebabkan perbedaan dalam ukuran
atomnya.
Kemiripan sifat unsur dapat
dikelompokkan dalam kemiripan vertikal , kemiripan horizontal dan kemiripan
diagonal.
A. Kemiripan
Vertikal
dalam
satu golongan unsur-unsur mempunyai sifat yang mirip, karena mempunyai elektron
valensi yang sama banyak
B. Kemiripan
horisontal
ada
unsur-unsur dalam satu periode yang sifatnya mirip, misal : unsur transisi,
teristimewa
triade
besi : Fe , Co , Ni
triade
platina ringan : Ru , Rh , Pd
triade
platina berat : Os , Ir , Pt
Hal
ini dapat dijelaskan dengan jari-jari
atom yang hampir sama besarnya
C. Kemiripan
Diagonal
Terbatas
pada bagian atas sebelah kiri Sistem Periodik Unsur
misal
:
Li dan Mg
Kedua
unsur ini mempunyai kelektronegatifan , jari-jari atom dan jari-jari ion yang mirip.
Oleh karena itu kedua unsur ini memiliki sifat yang mirip
(i).
Litium dan magnesium dapat membentuk nitrida jika terbakar dalam nitrogen.
Nitrida ini dapat bereaksi dengan air menghasilkan amonia
6Li(s) + N2(g)
®
2Li3N(s)
3Mg(s) + N2(g) ® Mg3N2(s)
Li3N(s) + 3H2O(l) ® 3LIOH(aq) + NH3(g) Mg3N2(s) + 6H2O(l)
®
3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)
(ii).
Banyak garam litium dan magnesium tidak melarut dalam air. Dalam hal ini sifat
litium berbeda dari unsur alkali lainnya. Litium klorida dan magnesium klorida
dapat melarut dalam pelarut organik yang menunjukkan bahwa kedua garam ini
cenderung bersifat kovalen.
Kemiripan
diagonal juga dimiliki oleh berillium dan aluminium serta boron dan silikon.
Jadi ada tiga macam kemiripan diagonal.
Li
mempunyai sifat yang mirip dengan Mg
Be
mempunyai sifat yang mirip dengan Al
B
mempunyai sifat yang mirip dengan Si
Bilangan
oksidasi unsur-unsur ini sesuai dengan golongannya, tetapi sifat asam-basanya,
dan sifat fisiknya menunjukkan kemiripan sifat secara diagonal
Li Be B C
![]() |
![]() |
![]() |
Na Mg Al Si
SIFAT UNSUR PERTAMA SETIAP GOLONGAN
Unsur pertama setiap golongan dalam blok
s dan p memiliki sejumlah sifat fisika dan sifat kimia yang sering berbeda dari
unsur lain dalam golongannya. Sifat yang berbeda ini terutama disebabkan oleh
ukuran atom yang lebih kecil, energi ionisasi besar, keelektronegatifan besar,
sehingga pada umumnya senyawanya lebih kovalen. Dalam golongan nitrogen dan
halogen unsur pertama masing-masing nitrogen dan oksigen pada suasana normal
berupa gas diatomik. Unsur lainnya berupa padatan dan dapat berbentuk alotrop.
Sebagai
ikhtisar :
a.
kemiripan
sifat disebabkan konfigurasi elektron terluar yang sama
b.
adanya
gradasi sifat dari atas ke bawah dalam satu golongan, karena perubahan dalam
harga keelektronegatifan
c.
anggota
pertama dari setiap golongan biasanya menunjukkan sifat anomali, karena
mempunyai kelektronegatifan besar dan jari-jari kecil.
Beberapa Catatan tentang Konfigurasi
Elektron
A.
Dua cara menuliskan urutan
sub-kulit
Ada
dua cara menuliskan konfigurasi elektron skandium (Z = 21), yaitu :
1.
1s2
2s2 2p6 3s2 4s2 3d1
2.
1s2
2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2
Kedua
cara tersebut sama dan sesuai dengan asas Aufbau. Menurut cara (1), sub-kulit –
sub-kulit ditulis sesuai dengan urutan tingkat energinya. Pada cara (2) ,
sub-kulit – sub-kulit dari kulit yang sama dikumpulkan, kemudian diikuti
sub-kulit dari kulit berikutnya.
B.
Menyingkat
penulisan konfigurasi elektron dengan menggunkan konfigurasi elektron gas mulia
terdahulu
Bandingkan
konfigurasi elektron Ne dengan Na
Ne
(Z = 10) : 1s2 2s2
2p6
Na
(Z = 11) : 1s2 2s2
2p6 3s1
Konfigurasi
elektron Na sama dengan konfigurasi elektron Ne ditambah dengan 3s1.
Oleh karena itu, konfigurasi elektron Na dapat ditulis sebagai berikut :
Na
(Z = 11) : (Ne) 3s1
C.
Konfigurasi elektron ion
Ion tunggal yang bermuatan +x
terbentuk dari atom netralnya dengan melepas x elektron. Elektron yang dilepas
adalah elektron dari kulit terluar.
Al
(Z = 13) : 1s2 2s2
2p6 3s2 3p1
Al3+ : 1s2 2s2
2p6
Sc
(Z = 21) : (Ar) 3d1 4s2
Sc3+ : (Ne) 2s2 2p6
Fe
(Z = 26) : (Ar) 3d6 4s2
Fe2+ : (Ar) 3d6
Fe3+
: (Ar) 3d5
Ion
tunggal yang bermuatan –x terbentuk dari atom netralnya dengan menyerap x
elektron. Elektron yang diserap itu mengisi dari sub-kulit terluar yang belum
penuh.
Cl
(Z = 17) : (Ne) 3s2 3p5
Cl-
: (Ne) 3s2
3p6
S
(Z = 16) : (Ne) 3s2 3p4
S2- : (Ne) 3s2 3p6
Bentuk dan orientasi orbital f
Penggolongan unsur:
Nama
Golongan
|
Konfigurasi
Elektron terluar
|
Lambang
Golongan menurut
|
|
CASG
|
IUPAC 1985
|
||
Alkali
|
ns1
|
IA
|
1
|
Alkali Tanah
|
ns2
|
IIA
|
2
|
Transisi
|
(n
– 1)d1 ns2
|
IIIB
|
3
|
Transisi
|
(n
– 1)d2 ns2
|
IVB
|
4
|
Transisi
|
(n
– 1)d3 ns2
|
VB
|
5
|
Transisi
|
(n
– 1)d5 ns1
|
VIB
|
6
|
Transisi
|
(n
– 1)d5 ns2
|
VIIB
|
7
|
Transisi
|
(n
– 1)d6 ns2
|
VIIIB
|
8
|
Transisi
|
(n
– 1)d7 ns2
|
VIIIB
|
9
|
Transisi
|
(n
– 1)d8 ns2
|
VIIIB
|
10
|
Transisi
|
(n
– 1)d10 ns1
|
IB
|
11
|
Transisi
|
(n
– 1)d10 ns2
|
IIB
|
12
|
Boron
|
ns2
np1
|
IIIA
|
13
|
Karbon
|
ns2
np2
|
IVA
|
14
|
Nitrogen
|
ns2
np3
|
VA
|
15
|
Oksigen
|
ns2
np4
|
VIA
|
16
|
Halogen
|
ns2
np5
|
VIIA
|
17
|
Gas Mulia
|
ns2
np6
|
VIIIA
|
18
|
Golongan
Unsur berdasarkan Blok :
Unsur-unsur
blok s ns 1 , 2
Unsur-unsur blok p ns2
np 1 – 6
Unsur-unsur blok d (n
– 1) d1 – 10
Unsur-unsur blok f (n
– 2) f 1 – 14 (n – 1) d1 ns2

blok
p
2p
blok d
3p
3d 4p
4d 5p
5d 6p
blok
f
4f
5f
Keelektronegatifan sifat ASAM – BASA
Karena jari-jari atom dan
keelektronegatifan, maka kekuatan dan perubahan kekuatan asam dan basa dari
unsur-unsur dalam golongan yang sama dapat diharapkan menunjukkan perubahan
yang periodik pula.
Unsur-unsur yang terletak pada golongan
yang sama jari-jari ionnya makin ke bawah makin bertambah besar sedangkan
keelektronegatifan makin berkurang. Kedua perubahan ini menyebabkan ikatan
unsur-unsur golongan VIA dan VIIA dengan unsur hidrogen makin ke bawah makin
lemah, sehingga sifat asamnya makin ke bawah semakin kuat.
Contoh : HF < HCl < HBr
< HI
Untuk asam-asam yang beroksigen
(asam-asam oksi) dengan rumus HXO, kekuatan asamnya semakin bertambah jika
keelektronegatifan X – nya bertambah
Contoh : HClO > HBrO >
HIO
Untuk asam-asam dengan jumlah
oksigennya lebih dari satu, kekuatan asamnya semakin bertambah jika
jumlah atom oksigennya bertambah banyak.
Contoh : HClO4 >
HClO3 > HClO2 > HclO
Sifat logam dan bukan logam
Sifat logam dan bukan logam didasarkan
mudah sukarnya atom unsur melepaskan/mengikat elektron
# unsur cenderung melepaskan elektron , maka LOGAM
# unsur cenderung menangkap elektron , maka NON
LOGAM
dari
kiri ke kanan :
sifat logam makin berkurang ,
semakin non logam
LOGAM
- METALOID - NON LOGAM
dari
atas ke bawah :
sifat logam makin bertambah
Langganan:
Postingan (Atom)